Sekilas, tidak ada yang aneh dengan harganya, mengingat ia memang ditujukan untuk mengisi pasar menengah. Hal menarik muncul ketika kita melihat harga pendahulunya, harga besi beton atau harga keramik dan harga cat kayu atau harga borongan bangunan dan harga paku atau harga cat tembok dan harga pipa pvc paralon atau harga tangki air dan harga wiremesh atau harga kanopi yakni Nokia 5.1 Plus.
Ponsel tersebut saat ini, berdasarkan situs resmi Nokia Indonesia, memiliki harga Rp 2.299.000, turun Rp 300 ribu dari harga peluncuran yang berada di angka Rp 2.599.000. Hal ini sekaligus membuat harganya kini hanya terpaut Rp 100 ribu dari Nokia 3.1 Plus.
Nokia 3.1 Plus Tiba di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya. Dengan selisih yang tidak terlalu jauh, apakah kedua ponsel tersebut bakal jadi saingan sehingga "saling bunuh"? Head of Product Marketing APAC for HMD Global Wayne Tang punya penjelasannya.
"Nokia 5.1 Plus sudah dirilis beberapa saat dan harganya pasti akan jatuh. Di sini lah konsumen harus memilih. Jika kamu lihat, Nokia 3.1 Plus memiliki layar yang lebih besar dan ketahanan baterai yang lebih lama," ujarnya saat peluncuran Nokia 3.1 Plus di Jakarta.
Nokia 3.1 Plus 'Warisi' Ketangguhan Nokia 3310. "Ini merupakan dua produk yang berbeda. Nokia 5.1 Plus menawarkan desain yang seksi dengan material kaca sedangkan Nokia 3.1 Plus fokus pada produktivitas," katanya menambahkan.
Ia pun mengembalikannya lagi ke konsumen. Hal tersebut lantaran tiap orang memiliki preferensi masing-masing dalam memilih ponsel, dan baik Nokia 5.1 Plus dan Nokia 3.1 Plus disebutnya memiliki diferensiasi dalam hal spesifikasi dan desain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar