Juru bicara dari FBI, NSA, dan CIA menyatakan smartphone memiliki ancaman keamanan lantaran rentan membocorkan informasi para penggunanya. Pernyataan ini dibuat didepan Senat Amerika Serikat. FBI khawatir kedua produsen asal China tersebut bakal mencuri informasi secara diam-diam lewat produk mereka.
Cara Cek Kuota 3
Sebelumnya, pemerintah AS juga sempat melarang peralatan jaringan Huawei digunakan dalam infrastruktur telekomunikasi di AS. Sebab, selain memproduksi ponsel cerdas, keduanya juga berbisnis di peralatan pendukung infrastruktur jaringan telekomunikasi.
Cara Cek Nomor Indosat
Kekhawatiran itu diungkapkan langsung oleh Direktur FBI Chris Wray kepada Senat. Hal ini berkaitan pada rencana bisnis Huawei dan ZTE yang tak lama lagi dapat menjual ponsel cerdasnya secara resmi AS.
Cara Cek Kuota Indosat
Lihat juga: Qualcomm Dominasi Bisnis Chipset Perangkat Mobile
"Kami sangat khawatir akan risiko membiarkan perusahaan atau lembaga yang terikat oleh pemerintah asing yang tidak memegang nilai-nilai yang kita junjung untuk mendapat kuasa di dalam jaringan telekomunikasi kita," ucap Wray.
Cara Cek Asus Original
Wray berpendapat bila Huawei atau ZTE mendapat ruang di AS, sekalipun dalam rangka berdagang, dapat mengancam keamanan seperti "mengubah atau mencuri informasi dengan niat jahat dan melakukan aksi mata-mata secara diam-diam."
Cara Cek Email BBM
Belum lama, Huawei baru saja mengumumkan kesepakatan dengan AT&T, operator seluler AS. Kesepakatan itu membuka jalan Huawei menjual ponsel anyar mereka yakni Mate 10 Pro di AS.
Namun laporan dari The Wall Street Journal menunjukkan kesepakatan kedua pihak batal. Kabarnya hal itu tak lepas dari kesepahaman AT&T akan anjuran FBI. Hal ini jadi kabar buruk bagi Huawei yang selalu kesulitan menembus pasar ponsel cerdas di AS yang 90 persen di antaranya melalui program bundling operator seluler.
Huawei dan ZTE membantah
Pihak Huawei tentu membantah tudingan FBI dan pemerintah AS pada umumnya. Bantahan mereka merujuk pada 170 negara di seluruh dunia yang mengizinkan Huawei menjual resmi produknya.
"Huawei dipercaya oleh pemerintah dan konsumen di 170 negara di seluruh dunia, menghubungkan sepertiga populasi dunia," kata Vice President of External Affairs Huawei, William Plummer.
Plummer ganti menuding pemerintah AS yang terkesan memojokkan mereka. Ia meminta setiap pemerintahan lebih bijak dalam menyikapi soal ini.
Lihat juga: Huawei Diduga Palsukan Ulasan Mate 10 Pro
"Dalam dunia yang mana setiap solusi teknologi informasia adalah buah rantai suplai global, pemerintah seharusnya juga berhati-hati tidak menyebut suatu merek lebih rentan ketimbang yang lain -- ini sangat menyesatkan, juga berbahaya," pungkas Plummer, seperti dikutip Cnet, Rabu (14/2).
"Sebagai perusahaan publik kami berkomitmen untuk mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di Amerika Serikat...melewati protokol pengujian yang ketat dan mematuhi standar bisnis," jelas juru bicara ZTE melalui email seperti dikutip CNN.
Terlepas dari kekhawatiran FBI dan keputusan AT&T membatalkan kesepakatan, Huawei tetap bisa menjual ponselnya di AS secara ritel ataupun online. Hanya saja cara itu akan lebih sulit bila mereka berhasil menggandeng operator seluler setempat.